Benih padi hibrida adalah generasi filial pertama (F1) dari suatu persilangan dua varietas yang secara genetis berbeda. Benih padi hibrida diproduksi bila sel telur dibuahi oleh serbuk sari dari kepala sari yang berasal dari vareitas/galur tanaman padi yang berbeda.
Biji padi yang telah matang dan kondisi lingkungan yang sesuai untuk berkecambah tumbuh menjadi tanaman yang normal, disebut benih padi. Sedangkan biji padi yang telah matang dan dapat atau tidak dapat berkecambah, serta digunakan untuk konsumsi, bukan merupakan benih. Hanya benih yang dapat digunakan petani untuk keperluan budidaya petani.
Biji padi yang telah matang dan kondisi lingkungan yang sesuai untuk berkecambah tumbuh menjadi tanaman yang normal, disebut benih padi. Sedangkan biji padi yang telah matang dan dapat atau tidak dapat berkecambah, serta digunakan untuk konsumsi, bukan merupakan benih. Hanya benih yang dapat digunakan petani untuk keperluan budidaya petani.
Bagian-bagian benih, yaitu : (1) Embrio atau plasma akan tumbuh menjadi tanaman muda yang mempunyai batang dan akar; (2) Endosperma adalah cadangan makanan yang tersedia untuk pertumbuhan embrio pada awal pertumbuhan, sebagian besar endosperma mengandung pati, disamping itu juga mengandung protein dan lemak; (3) Benih ditutupi oleh kulit yang keras atau sekam (Hull); (4) Sebagaian besar varietas padi (yang dibudidayakan) tidak mempunyai bulu atau berbulu sangat kecil.
Keunggulan padi hibrida merupakan padi yang cocok ditanam di sawah dataran rendah, tidak endemik hama/penyakit utama (SDR-OPT), mempunyai potensi produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 7,3 - 12,4 Ton/ha.
Contoh varietas padi hibrida :
1. HIPA-3
- umur tanaman 116 - 120 hari
- produksi rata-ratan 8 ton/ha GKG
- potensi hasil 11 ton/ha GKG
- tekstur nasi sedang
- agak tahan wereng coklat biotipe 2, penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VIII serta tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT
2. HIPA-4
- umur tanaman 114 - 116 hari
- produksi rata-rata 8 ton/ha GKG
- potensi hasil 10 ton/ha GKG
- tekstur nasi kurang
- agak tahan wereng coklat biotipe 2, penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VIII serta tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT
3. Hipa 5 Ceva
- umur tanaman 114 - 129 hari
- produksi rata-rata 7,3 ton/ha GKG
- potensi hasil 8,4 ton/ha GKG
- tekstur nasi pulen, rasa enak dan wangi
- tahan wereng coklat bioptipe 2, agak tahan penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VIII serta agak tahan tungro
- tidak ditanam pada daerah endemik hama/penyakit OPT
4. Hipa 6 Jete
- umur tanaman 107 - 128 hari
- produksi rata-rata 7,4 ton/ha GKG
- potensi hasil 10,6 ton/ha GKG
- rasa nasi enak
- rentan terhadap wereng coklat biotipe 2, agak rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VIII serta agak tahan tungro
- tidak ditanam pada daerah endemik hama/penyakit OPT
5. Sembada B3
- umur tanaman 117 hari
- produksi rata-rata 9,3 ton/ha GKG
- potensi hasil 12,4 ton/ha GKG
- tekstur pulen dan rasa enak
- agak tahan wereng coklat biotipe 1, peka biotipe 2 dan 3, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak peka patotipe IV dan VIII, peka virus tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT
6. Sembada B5
- umur tanaman 100 hari
- produksi rata-rata 8,5 ton/ha GKG
- potensi hasil 11,5 ton/ha GKG
- tekstur pulen dan rasa enak
- agak peka wereng coklat biotipe 1, peka biotipe 2 dan 3, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak peka patotipe IV dan VIII, peka virus tungro
- dianjurkan ditanam pada musim kemarau dan mengikuti kaidah PTT
7. Sembada B8
- umur tanaman 113 hari
- produksi rata-rata 9,6 ton/ha GKG
- potensi hasil 12,1 ton/ha GKG
- tekstur pulen dan rasa enak
- agak peka wereng coklat biotipe 1, peka biotipe 3 dan agak tahan biotipe 2, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak peka patotipe IV dan VIII, peka virus tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT
8. Sembada B9
- umur tanaman 113 hari
- produksi rata-rata 9,8 ton/ha GKG
- potensi hasil 12,4 ton/ha GKG
- tekstur pulen dan rasa enak
- agak tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2, peka biotipe 3, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan patotipe IV dan agak peka patotipe VIII, peka virus tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT (Sri Hartati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar