Bismillahirrahmanirrahim
Bismillahirrahmanirrahim
selamat datang
dian

Jumat, 30 September 2011
Kamis, 29 September 2011
VARIETAS BENIH PADI HIBRIDA
Benih padi hibrida adalah generasi filial pertama (F1) dari suatu persilangan dua varietas yang secara genetis berbeda. Benih padi hibrida diproduksi bila sel telur dibuahi oleh serbuk sari dari kepala sari yang berasal dari vareitas/galur tanaman padi yang berbeda.
Biji padi yang telah matang dan kondisi lingkungan yang sesuai untuk berkecambah tumbuh menjadi tanaman yang normal, disebut benih padi. Sedangkan biji padi yang telah matang dan dapat atau tidak dapat berkecambah, serta digunakan untuk konsumsi, bukan merupakan benih. Hanya benih yang dapat digunakan petani untuk keperluan budidaya petani.
Biji padi yang telah matang dan kondisi lingkungan yang sesuai untuk berkecambah tumbuh menjadi tanaman yang normal, disebut benih padi. Sedangkan biji padi yang telah matang dan dapat atau tidak dapat berkecambah, serta digunakan untuk konsumsi, bukan merupakan benih. Hanya benih yang dapat digunakan petani untuk keperluan budidaya petani.
Bagian-bagian benih, yaitu : (1) Embrio atau plasma akan tumbuh menjadi tanaman muda yang mempunyai batang dan akar; (2) Endosperma adalah cadangan makanan yang tersedia untuk pertumbuhan embrio pada awal pertumbuhan, sebagian besar endosperma mengandung pati, disamping itu juga mengandung protein dan lemak; (3) Benih ditutupi oleh kulit yang keras atau sekam (Hull); (4) Sebagaian besar varietas padi (yang dibudidayakan) tidak mempunyai bulu atau berbulu sangat kecil.
Keunggulan padi hibrida merupakan padi yang cocok ditanam di sawah dataran rendah, tidak endemik hama/penyakit utama (SDR-OPT), mempunyai potensi produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 7,3 - 12,4 Ton/ha.
Contoh varietas padi hibrida :
1. HIPA-3
- umur tanaman 116 - 120 hari
- produksi rata-ratan 8 ton/ha GKG
- potensi hasil 11 ton/ha GKG
- tekstur nasi sedang
- agak tahan wereng coklat biotipe 2, penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VIII serta tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT
2. HIPA-4
- umur tanaman 114 - 116 hari
- produksi rata-rata 8 ton/ha GKG
- potensi hasil 10 ton/ha GKG
- tekstur nasi kurang
- agak tahan wereng coklat biotipe 2, penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VIII serta tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT
3. Hipa 5 Ceva
- umur tanaman 114 - 129 hari
- produksi rata-rata 7,3 ton/ha GKG
- potensi hasil 8,4 ton/ha GKG
- tekstur nasi pulen, rasa enak dan wangi
- tahan wereng coklat bioptipe 2, agak tahan penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VIII serta agak tahan tungro
- tidak ditanam pada daerah endemik hama/penyakit OPT
4. Hipa 6 Jete
- umur tanaman 107 - 128 hari
- produksi rata-rata 7,4 ton/ha GKG
- potensi hasil 10,6 ton/ha GKG
- rasa nasi enak
- rentan terhadap wereng coklat biotipe 2, agak rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VIII serta agak tahan tungro
- tidak ditanam pada daerah endemik hama/penyakit OPT
5. Sembada B3
- umur tanaman 117 hari
- produksi rata-rata 9,3 ton/ha GKG
- potensi hasil 12,4 ton/ha GKG
- tekstur pulen dan rasa enak
- agak tahan wereng coklat biotipe 1, peka biotipe 2 dan 3, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak peka patotipe IV dan VIII, peka virus tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT
6. Sembada B5
- umur tanaman 100 hari
- produksi rata-rata 8,5 ton/ha GKG
- potensi hasil 11,5 ton/ha GKG
- tekstur pulen dan rasa enak
- agak peka wereng coklat biotipe 1, peka biotipe 2 dan 3, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak peka patotipe IV dan VIII, peka virus tungro
- dianjurkan ditanam pada musim kemarau dan mengikuti kaidah PTT
7. Sembada B8
- umur tanaman 113 hari
- produksi rata-rata 9,6 ton/ha GKG
- potensi hasil 12,1 ton/ha GKG
- tekstur pulen dan rasa enak
- agak peka wereng coklat biotipe 1, peka biotipe 3 dan agak tahan biotipe 2, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak peka patotipe IV dan VIII, peka virus tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT
8. Sembada B9
- umur tanaman 113 hari
- produksi rata-rata 9,8 ton/ha GKG
- potensi hasil 12,4 ton/ha GKG
- tekstur pulen dan rasa enak
- agak tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2, peka biotipe 3, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan patotipe IV dan agak peka patotipe VIII, peka virus tungro
- dianjurkan ditanam mengikuti kaidah PTT (Sri Hartati)
Senin, 26 September 2011
MARS PENYULUH PERTANIAN INDONESIA
MARS PENYULUH PERTANIAN INDONESIA
Lagu : H.Sunarno Agus Nusantoro
Lirik : Zahir Zachri
Arr : Edward Yustianto
Penyuluh Pertanian Indonesia
Mengabdi bagi bumi ibu pertiwi
Berbakti ‘tuk negri zamrud katulistiwa
Negri indah gemah ripah loh jinawi
Penyuluh pertanian Indonesia
Beriman dan bertaqwa didalam kerja
Menjadi mitra petani berkarya
Menggapai cita-cita
Reff :
Bangkitkan penyuluhan pertanian
Tingkatkan motivasi dan inovasi
Karsa yang tinggi rekayasa teknologi
Karya yang unggul usahatani terpadu
Petani sejahtera dan tangguh
Pertanian pun maju
Sabtu, 24 September 2011
FILSAFAT BUAH
1. Jadilah Jagung, Jangan Jambu Monyet.
Jagung membungkus bijinya yang banyak, sedangkan jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma satu-satunya.
Artinya: Jangan suka pamer
Jagung membungkus bijinya yang banyak, sedangkan jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma satu-satunya.
Artinya: Jangan suka pamer
2. Jadilah pohon Pisang.
Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati.
Artinya: Kesetiaan dalam pernikahan.
Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati.
Artinya: Kesetiaan dalam pernikahan.
3. Jadilah Duren, jangan kedondong.
Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis. Hmmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di dalamnya ada biji yang berduri.
Artinya: Don’t Judge a Book by The Cover..
Jangan menilai orang dari luarnya saja.
4. Jadilah bengkoang.Walaupun hidup dalam kompos sampah, tetapi umbinya, isinya putih bersih.Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis. Hmmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di dalamnya ada biji yang berduri.
Artinya: Don’t Judge a Book by The Cover..
Jangan menilai orang dari luarnya saja.
Artinya: Jagalah hati, jangan kau nodai.
5. Jadilah Tandan Pete, bukan Tandan Rambutan.
Tandan pete membagi makanan sama rata ke biji petenya, semua seimbang, tidak seperti rambutan.. ada yang kecil ada yang gede.
Artinya: Selalu adil dalam bersikap.
Tandan pete membagi makanan sama rata ke biji petenya, semua seimbang, tidak seperti rambutan.. ada yang kecil ada yang gede.
Artinya: Selalu adil dalam bersikap.
6. Jadilah Cabe. Makin tua makin pedas.
Artinya: Makin tua makin bijaksana.
BUKAN MAKIN TUA MAKIN REWEL.
Artinya: Makin tua makin bijaksana.
BUKAN MAKIN TUA MAKIN REWEL.
7. Jadilah Buah Manggis.
Bisa ditebak isinya dari pantat buahnya.
Artinya: Jangan Munafik
Bisa ditebak isinya dari pantat buahnya.
Artinya: Jangan Munafik
8. Jadilah Buah Nangka.
Selain buahnya, nangka memberi getah kepada penjual atau yg memakannya.
Artinya: Berikan kesan kepada semua orang (tentunya yg baik)
Selain buahnya, nangka memberi getah kepada penjual atau yg memakannya.
Artinya: Berikan kesan kepada semua orang (tentunya yg baik)
Jumat, 23 September 2011
Petani Indonesia memang bukan profesi besar, apalagi untuk disebut sebagai profesi idaman atau terhormat di negara kita tercinta ini. Namun peranan mereka yang begitu besar sepantasnya tidak boleh dikesampingkan. Karena tidak ada orang lain yang mengelola dan membudidayakan bumi dan alam Indonesia yang subur ini, selain mereka yang sering kali kita sebut sebagai "orang kecil". Nasi sebagai makanan pokok orang-orang Indonesia adalah salah satu mahakarya "orang-orang kecil" ini. Meski "kecil" petani-petani inilah pahlawan dari kualitas hidup kita kini. Dengan harapan kualitas pertanian dan petani semakin bertumbuh baik, marilah sejenak kita ucapkan terimakasih kepada para petani Indonesia, sang penjaga dan pemberdaya bumi kita tercinta ini, yang telah memberikan begitu banyak kebutuhan pangan untuk keluarga Indonesia.
SELAMAT HARI TANI (24 SEPTEMBER 2011)
Hidup Seperti Biji Jagung, Semangka dan Durian
Hidup dan dibesarkan dari keluarga petani, ternyata ada sedikit serpihan filosofi kehidupan. Dari kisah yang sederhana, namun memiliki makna yang dalam dan luar biasa. Suatu saat Simbah memamerkan 3 biji; Jagung , Semangka dan Durian. Tidak tahu apa yang dimaksud dengan ketiga biji tersebut. Biji Jagung yang masih dalam wujud tongkol diletakan diatas Pogo, yaitu para-para diatas tungku perapian. Jagung yang diletakan diatas Pogo bisa bertahan berbulan-bulan karena awet oleh pengasapan tungku ”pawon”. Biji Semangka dan Durian lalu dibawa keluar dan ditanam di kebun belakang.
Hari berganti hari, tongkol Jagung masih berdiam diri dibalik asap tungku, Biji Semangka kini berubah menjadi tanaman merambat dan bersulur-sulur, Biji Durian mulai bertunas. Setiap hari diamati Jagung, Semangka dan Durian, dan jika ada yang tidak beres segera ditangani. Bulan berlalu, disaat persediaan beras menipis habis, simbah mengambil Jagung dari atas Pogo untuk di olah menjadi nasi Jagung. Dikebun belakang, Semangka sudah berbuah beberapa biji dan besar-besar, sepertinya siap petik. Durian kini sudah tumbuh sekitar 1meter, dengan daun yang hijau subur.
Nasi Jagung memang luar biasa saat dihidangkan dalam kondisi masih panas, lalu ditemani ikan asin dan sayuran segar. Selesai makan, mulut dicuci dengan Semangka hasil metik dari kebun belakang. Lantas timbul pertanyaan, ”kapan saya makan Duriannya..?”. Perut kenyang dan kesegaran Semangka telah dirasakan, lalu perlahan Simbah bercerita. Mencoba kilas balik 4 bulan yang lalu disaat menunjukan 3 biji, Jagung, Semangka dan Durian, tetapi saya tidak paham apa maksud dari 3 biji terrsebut. Lalu mulailah bercerita sambil mengepulkan rokok dari klobot ”kulit tongkol Jagung”, dengan tembakau rajangan sendiri dan gerusan Cengkih.
Hidup ini, adalah menyimpan, menanam, memelihara dan menuai. Jika hidupmu ibarat Jagung, yang kamu simpan dalam Pogo, makan tidak akan berubah, tetapi akan awet lama. Apabila hidupmu layaknya Semangka, maka dari biji sebesar Kwaci dalam jangka waktu 4-6 bulan akan berbuah berkali lipat, tetapi cuma sekali berbuah. Andaikata hidupmu seperti Durian, yang tidak bisa kamu simpan dalam Pogo, makan harus segera kamu tanam, namun perlu kesabaran karena butuh tahunan untuk berbuah dan berpuluh-puluh tahun akan bertahan untuk menghasilkan buah.
Nah jika dirimu mempunyai harta, duit katakanlah, maka Jagung adalah Tabanas-mu ‘’seingat Simbah masih Tabanas, Taska dan Tapelpram”. Duitmu akan utuh dan awet, sebab kamu simpan, hanya saat tidak punya beras baru kamu ambil. Nah jika hartamu kamu putar, atau bisnis makan akan berbuah sekian kali lipat, seperti biji semangka yang secuil namun menghasilkan berkilo-kilo buah. Sekarang, jika hartamu kamu dermakan pada mereka yang membutuhkan, layaknya biji Durian yang kamu tanam, sebab kamu tidak tahu kapan akan berbuah dan kapan kamu kejatuhan Durian, bisa setahun, dua tahun atau sepuluh tahun mendatang atau tidak sama sekali.
Sangat sederhana, namun bermakna sekali dari sebuah filosofi biji. Pelajaran bagaimana memperlakukan harta kita, apakah akan disimpan, diputar atau diinvestasikan. Sebelum mengakhiri perbincangan, sebuah pesan moral dari Simbah mengalir bersamaan dengan kepulan asap rokok klobotnya. Menyimpan dan menanam itu butuh tangan dingin, tidak sembarang, artinya gunakan hati yang tulus, dirawat dan terus berdoa pada Gusti agar kelak semua berbuah baik saat dipanen. Jangan berpikir, jangan-jangan nanti ada tikus yang makan biji Jagung, atau ada yang maling Semangka atau orang lain kejatuhan Durian. Ingat, semua sudah ada yang ngatur, simpan dan tanam dengan keiklasan, sebab kamu tidak harus makan nasi Jagung dari Pogomu, atau Semangka dan Durian dari kebunmu. Sebab semua sudah diatur Gusti, darimana kamu makan nasi Jagung, panen Semangka dan kejatuhan Durian
Langganan:
Postingan (Atom)